GARANSI SAPI SEHAT CIPELANGFARM :

1. Sapi dilengkapi SKKH (Surat Keterangan Kesehatan Hewan)
2. Sapi diberikan KALUNG SEHAT tanda lulus uji kesehatan.
3. Sapi bisa dikembalikan/ditukar jika sampai ke-pembeli tidak dalam keadaan SEHAT.

Selasa, 18 September 2012

Silase Pakan Sapi - Sapi Qurban Cipelang Farm


PENGAWETAN PAKAN DENGAN SILASE
Republihed by Sapi Qurban2013 Cipelang Farm

Silase adalah suatu produk yang dihasilkan dari pemanenan tanaman makanan ternak/hijauan pada kadar air (moisture content) yang tinggi (lebih besar dari 50%) kemudian hasil panen tersebut difermentasikan dalam lubang, menara (tower), parit (trench), atau plastik silo. Idealnya, proses ini harus terjadi tanpa kehadiran oksigen (total absence of oxygen). Proses fermentasi dalam pembuatan silase dibantu oleh mikroorganisme dalam kondisi anaerob/hampa udara (air tight) yang mengubah karbohidrat atau gula tanaman (plant sugars) menjadi asam laktat oleh Lactobacillus Sp. Silase dapat menekan proses aktivitas bakteri pembusuk yang akan menurunkan mutu hijauan sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama. Pengetahuan tentang fermentasi hijauan dengan mengunakan silase diperkirakan telah berusia lebih dari 3000 tahun. Beberapa silo (tempat pembuatan silase) telah ditemukan pada reruntuhan Chartage yang mengindikasikan bahwa silase telah dibuat di sana sekira 1200 tahun sebelum masehi. Tercatat pula bahwa bangsa Jerman pada abad pertama telah menyimpan hijauan makanan ternak dalam lubang di tanah. Pada pertengahan abad ke-19, silase rumput dan gula bit telah menyebar ke Eropa (Siefers, 2000).

Hijauan yang melebihi kebutuhan dan melimpah di musim hujan jika dibiarkan di udara terbuka akan terjadi penurunan nilai gizi yang disebabkan mikroorganisme aerob. Oleh karena itu, hijauan perlu diawetkan dengan pembuatan silase. Hijauan seperti batang dan daun jagung (Zea mays) sudah dipakai meluas sebagai bahan pembuatan silase. Hijauan terbaik yang telah diperoleh tersebut harus dipotong atau dicacah terlebih dahulu sebelum pembuatan silase dengan maksud untuk meningkatkan volume dan mempercepat proses fermentasi. Setelah itu, hijauan harus segera dimasukan kedalam silo dengan kepadatan tinggi kemudian ditutup dengan cepat untuk mencegah masuknya oksigen. Di dalam silo inilah hijauan akan difermentasi atau diawetkan sampai tiba saat diberikan pada ternak.
Republished by Sapi kurban 2013 harga murah  Cipelang Farm

Pembuatan silase memang sederhana, namun jika dilihat dari aspek teknologi maka di dalam pembuatan silase ini terdapat proses fermentasi dan proses-proses lain yang sangat kompleks dimana melibatkan faktor mikrobiologi, kimia, dan fisik. Proses pembuatan silase dinamakan ensilase. Prinsip dasarnya adalah fermentasi dalam kondisi asam dan anaerob. Dua kondisi tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam pembuatan silase. Beberapa aspek yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan silase antara lain kandungan oksigen dalam silo, kandungan gula dan air pada bahan, dan temperatur. Penghilangan oksigen ini sangat penting karena menurut Dr. Wayne K. Coblentz, sel tumbuhan tidak langsung mati pada saat pemanenan, namun sel tersebut terus bernapas. Apabila oksigen masih terdapat pada silo, maka gula (plant sugars) akan teroksidasi (oxidized) dan hal ini sangat merugikan karena gula sangat esensial dalam fermentasi sehingga oksidasi ini harus dicegah dengan cara pengeluaran oksigen. Oksidasi gula tanaman pun akan menurunkan nilai energi dari hijauan dan secara tidak langsung akan meningkatkan komponen serat yang memliki kecernaan rendah bagi ternak. Oleh karena itu, kandungan oksigen dalam silo harus dibatasi sehingga tercipta kondisi anaerob. Gula pada hijauan berguna sebagai substrat primer (primary substrate) bagi bakteri penghasil asam laktat yang akan menurunkan pH atau derajat keasaman (acidity) pada silase sehingga silase akan stabil dan awet pada waktu yang lama. Apabila kandungan gula pada bahan ini rendah, maka fermentasi tidak akan berjalan sempurna. Hal tersebut dikarenakan ketidakhadiran bakteri penghasil asam laktat. Fermentasi akan berlangsung secara maksimal pada saat gula tersebut difermentasi oleh bakteri penghasil asam laktat. Pembuatan silase dalam skala besar dengan jumlah yang sangat banyak, harus dilakukan pemilihan hijauan/bahan yang memiliki kandungan gula tinggi. Jika kandungan gula pada hijauan kurang, maka perlu dilakukan penambahan zat aditif untuk sumber substrat (substrate sources) bagi bakteri penghasil asam laktat. Aditif yang digunakan tentu harus merupakan bahan yang mengandung gula yang salah satunya adalah molases (produk sampingan dari ekstraksi gula yang berasal dari tumbuhan). Bahan aditif lainnya bagi silase biasanya berupa bakteri inokulan (bacterial inoculants) dan enzim. David K. Combs, dari University Wisconsin-Madison menggolongkan bakteri inokulan silase menjadi dua, yaitu bakteri homofermentatif dan bakteri heterofermentatif. Bakteri homofermentatif merupakan bakteri yang umum dalam menghasilkan asam laktat, contohnya adalah Lactobacillus plantarum, L. Acidophilus, Pediococcus cerevisiae, P. Acidilactici dan Enterococcus faecium. Organisme ini telah menunjukan kemampuannya dalam menurunkan pH selama proses fermentasi, mengurangi tingkat kehilangan bahan kering (dry matter) silase, sehingga performans ternak dapat meningkat. Namun, silase yang difermentasi dengan bakteri homofermentatif ini kurang stabil ketika diekspos ke udara karena asam laktat yang dproduksi oleh bakteri homofermentatif ini dapat dimetabolis dengan cepat oleh beberapa spesies ragi (yeast) dan jamur (mold).
Republished by Sapi Qurban 2103 harga murah Cipelang Farm

Bakteri heterofermentatif dapat menghasilkan asam laktat dan asetat dalam proses fermentasi, contohnya adalah Lactobacillus buchneri. Bakteri heterofermentatif ini dapat mengurangi pertumbuhan ragi dan silase akan terlindung oleh suhu yang tinggi saat diekspos ke udara. Keuntungan ekonomis dari penggunaan Lactobacillus buchneri sebagai inokulan bergantung pada jumlah hijauan yang dapat disimpan dengan mengurangi penyusutan (losses) yang diasosiasikan dengan ketidaksatabilan aerob. Kandungan air pada bahan merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada proses fermentasi. Kandungan air yang optimal pada bahan dalam keadaan segar berkisar antara 60-70% atau 65%. Dalam persentase air sebanyak itu akan sangat mendukung dalam proses fermentasi dan penghilangan oksigen pada silo saat pengemasan. Persentase kandungan air yang terlalu tinggi pada bahan akan menyebabkan tingginya konsentrasi asam butirat (butiryc acid) dan amonia, silase seperti ini akan memiliki keasaman yang kurang (pH tinggi). Hal tersebut akan menyebabkan bau yang menyengat pada silase sehingga tidak akan dikonsumsi oleh ternak. Kelebihan kandungan air pada bahan pun akan menyebabkan fermentasi clostridial yang tidak diinginkan.

Pengontrolan temperatur silase sangat penting dilakukan agar berlangsung proses fermentasi karena pengontrolan temperatur sangat mendukung dalam pembentukan asam laktat. Reaksi antar gula (sugars) dengan oksigen akan menghasilkan karbondioksida, air, dan panas (heat). Untuk mengurangi suhu yang tinggi, maka harus dilakukan pengeluaran oksigen dari silo. Temperatur silase harus dipertahankan dimana fermentasi dapat berjalan secara optimal dan pembentukan bakteri asam laktat dapat berlangsung. Apabila beberapa aspek tadi telah diperhatikan dengan baik, maka kemungkinan akan diperoleh silase dengan kualitas baik pula. Dinas Peternakan Jawa Barat memiliki standar kualitas silase yang baik dan layak untuk menjadi pakan ternak. Ada empat indikator yang digunakan dalam menilai kualitas tersebut, yaitu wangi, rasa, warna, dan sentuhan. Silase yang baik memiliki wangi seperti buah-buahan dan sedikit asam, sangat wangi dan terdorong untuk mencicipinya dengan rasa yang manis dan terasa asam seperti youghurt. Warna kualitas silase yang baik adalah berwarna hijau kekuning-kuningan dan kering. Meskipun demikian, silase tidak akan pernah lebih baik dari hijauan aslinya karena adanya sejumlah tertentu zat makanan akan hilang selama proses fermentasi yang berjalan tidak sempurna. Silase pun bersifat slighty laxative atau bersifat pencahar yang dapat disebabkan bahan aditif seperti molases dengan kandungan kalium tinggi sehingga pemberian silase sebaiknya dicampur dengan hijauan kering (dry roughage) non-legum yang bersifat constipaty.
Parameter Kualitas Silase yang baik dan layak sebagai pakan ternak


Pengeringan Tanaman Pakan Ternak
Hay adalah pengawetan hijauan pakan ternak (misalnya : rumput gajah, rumput raja, batang dan daun jagung) yang sengaja dipotong dan dikeringkan dengan bantuan sinar matahari atau dengan alat pengering sehingga hijauan memiliki kadar air 10 – 15%. Pembuatan hay tanaman pakan ternak dapat dilakukan dengan cara memotong atau mencincang tanaman (cincangan halus terutama dilakukan pada bagian batang) dan selanjutnya dijemur pada hamparan lokasi yang memiliki intensitas penyinaran yang baik atau pada alat pengering.

Untuk proses pembuatan hay melalui penjemuran dilakukan pembalikan agar pengeringan bahan dapat berlangsung secara merata. Pada waktu sore hari atau menjelang turun hujan, bahan dikumpulkan dan ditumpuk serta ditutup dengan terpal plastik. Hal ini dilakukan untuk melindungi bahan dari embun yang turun dimalam hari dan atau air hujan. Pada keesokan harinya tumpukan kembali dijemur disertai pembalikan untuk meratakan proses pengeringan. Pencapaian kadar air sebesar 10 – 15% biasanya memerlukan waktu 3 – 5 hari atau setelah tidak terjadi penurunan berat bahan saat penimbangan. Selanjutnya dilakukan pengemasan dengan cara memasukkan bahan kedalam wadah untuk memudahkan penyimpanan. Lokasi penyimpanan sebaiknya merupakan lokasi yang bersih dan kering serta terhindar dari air hujan. Susunan wadah penyimpanan yang rapi dan diberi jarak antar tumpukan sehingga akan memudahkan pengambilan dan jumlah hay yang disimpan akan lebih banyak.
Republished by Sapi Qurban 2103 harga murah  Cipelang Farm

Pemberian hay dapat dilakukan langsung pada ternak tanpa perlakuan apapun. Hay dapat diberikan sebagai pakan tunggal untuk ternak. Kebanyakan ternak ruminansia memiliki tingkat kesukaan yang tinggi, karena hay yang diproses dengan baik memiliki bau seperti daun dan batang jagung segar dan rasanya manis. Bila ternak belum mau, maka pemberian dapat dilakukan sedikit demi sedikit sampai ternak memiliki tingkat kesukaan yang baik. Satu kilogram hay setara dengan tujuh kilogram tanaman pakan ternak segar.
Republished by Sapi kurban Cipelang Farm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

SEDIA SAPI QURBAN TIMBANG HIDUP
+ Pembeli lebih UNTUNG & ADIL
+ Transaksi lebih RIIL & PRESISI
+ Hewan Lebih SEHAT & FRESH karena dikirim langsung dari Peternakan.

Trend Sapi Qurban 2014

Trend Sapi Qurban 2014
Sapi Qurban Jenis Simmetal 650KG

Trend Sapi Qurban 2014

Trend Sapi Qurban 2014
sapi qurban jenis simmetal berat 380kg

SAPI QURBAN SEHAT DAN SYAR'I


JENIS SAPI: PO, LIMOSIN, SIMETAL, JAWA, BALI, PEGON.


kontak :

0815-9080-785 (CALL/SMS/WA)

0812-8435-6162 (SMS/CALL)

0856-9233-4143 (CALL/SMS/WA)
BBM : 75fae2a6

email : cipelangfarm@gmail.com

Lokasi Kandang :

Jl. Balai Embrio Ternak (BET) Kp.Pasir Bogor Desa Cipelang Kec.Sijeruk Bogor


KLIK : PETA RUTE



STOCK SAPI QURBAN 2015

Silahkan KLIK !!!

SAPI STANDAR HARGA 14 Jt/ekor

SAPI SEDANG 300-400KG

SAPI SUPER 400-800KG

SAPI PREMIUM 800-1500KG